Sumber : Jawapos
Pembuatan es krim, pada umumnya, memakai mesin berkapasitas besar. Tergantung kuantitas yang akan diproduksi. Semakin tinggi produksinya, semakin tinggi pula tingkat pemakaian listriknya. Cara ini kurang efisien kalau harus digunakan untuk membuat es krim dalam skala kecil. Untuk mengakali hal itu, dipakailah liquid nitrogen (nitrogen cair).
Adonan yang akan dijadikan es krim dibekukan dengan menuangkan nitrogen cair. Pasca penuangan, adonan harus diaduk. Setelah itu, bahan dibiarkan. Perubahan pun akan tampak pada adonan. Bahan tersebut semakin membeku. Saat itu adonan sudah mengkristal menjadi es krim.
Hal tersebut disebabkan suhu normal dari nitrogen cair yang mencapai -196 derajat Celsius. Proses pembuatan es krim pun menjadi tidak terlalu lama. Waktu yang diperlukan tidak sampai sepuluh menit. Hal itu juga tergantung jumlah adonannya.
Membuat es krim dengan liquid nitrogen memang terkesan berbahaya. Karena bermain dengan zat yang tergolong asing. Tapi, anggapan tersebut bisa ditangkal. Sebab, efek leidenfrost dari nitrogen cair tidak berbahaya jika terkena kulit. Hanya, kita tetap harus berhati-hati agar jangan sampai terkena mata.
Dalam suhu ruangan, nitrogen cair ini akan segera menguap menjadi gas nitrogen (N2). Zat tersebut akan berbahaya jika di dalam ruangan itu tidak terdapat cukup ventilasi. Kita pun akan kehabisan napas akibat minimnya kadar oksigen di ruangan.
Kementerian Riset dan Teknologi telah mengadakan penelitian terhadap nitrogen cair sebagai bahan untuk memasak. Bukan sebagai bumbu, tapi bahan bakarnya. Lho, kok bisa? Ya, pada umumnya, memasak dilakukan dengan memanaskan. Tapi, kalau memakai nitrogen cair, jadinya malah mendinginkan.
Hal ini sudah diujicobakan pada telur. Reaksi dari telur itu sendiri sama dengan digoreng. Begitu matang dan ditiriskan, telur hasil masak dengan nitrogen cair lebih lembek. Hal tersebut memang sudah sifat nitrogen cair yang tidak mengubah bentuk fisik. (che/bs/c9/kkn)
Pembuatan es krim, pada umumnya, memakai mesin berkapasitas besar. Tergantung kuantitas yang akan diproduksi. Semakin tinggi produksinya, semakin tinggi pula tingkat pemakaian listriknya. Cara ini kurang efisien kalau harus digunakan untuk membuat es krim dalam skala kecil. Untuk mengakali hal itu, dipakailah liquid nitrogen (nitrogen cair).
Adonan yang akan dijadikan es krim dibekukan dengan menuangkan nitrogen cair. Pasca penuangan, adonan harus diaduk. Setelah itu, bahan dibiarkan. Perubahan pun akan tampak pada adonan. Bahan tersebut semakin membeku. Saat itu adonan sudah mengkristal menjadi es krim.
Hal tersebut disebabkan suhu normal dari nitrogen cair yang mencapai -196 derajat Celsius. Proses pembuatan es krim pun menjadi tidak terlalu lama. Waktu yang diperlukan tidak sampai sepuluh menit. Hal itu juga tergantung jumlah adonannya.
Membuat es krim dengan liquid nitrogen memang terkesan berbahaya. Karena bermain dengan zat yang tergolong asing. Tapi, anggapan tersebut bisa ditangkal. Sebab, efek leidenfrost dari nitrogen cair tidak berbahaya jika terkena kulit. Hanya, kita tetap harus berhati-hati agar jangan sampai terkena mata.
Dalam suhu ruangan, nitrogen cair ini akan segera menguap menjadi gas nitrogen (N2). Zat tersebut akan berbahaya jika di dalam ruangan itu tidak terdapat cukup ventilasi. Kita pun akan kehabisan napas akibat minimnya kadar oksigen di ruangan.
Kementerian Riset dan Teknologi telah mengadakan penelitian terhadap nitrogen cair sebagai bahan untuk memasak. Bukan sebagai bumbu, tapi bahan bakarnya. Lho, kok bisa? Ya, pada umumnya, memasak dilakukan dengan memanaskan. Tapi, kalau memakai nitrogen cair, jadinya malah mendinginkan.
Hal ini sudah diujicobakan pada telur. Reaksi dari telur itu sendiri sama dengan digoreng. Begitu matang dan ditiriskan, telur hasil masak dengan nitrogen cair lebih lembek. Hal tersebut memang sudah sifat nitrogen cair yang tidak mengubah bentuk fisik. (che/bs/c9/kkn)
0 komentar:
Posting Komentar