Minggu, 18 Desember 2011

0 komentar

Wa Ode akan Tetap Ungkap Mafia Anggaran

Copas from : Media Indonesia


JAKARTA--MICOM: Wa Ode mengatakan dirinya sudah tidak bisa lagi terhindar dari jeratan KPK yang menetapkan politikus PAN itu sebagai tersangka kasus dugaan suap pembahasan Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah (DPPID) tahun anggaran 2011.

Apalagi, menurutnya, KPK tidak mempunyai SP3 meski dirinya benar sekalipun. Dirinya berniat untuk menjadi bagian dari pihak yang akan membongkar kasus mafia anggaran.

"Saya akan sampaikan semua apa yang saya tahu. Saya menyiapkan diri untuk menghadapi penyidik, menghadapi proses hukum," ujarnya, dalam diskusi bertajuk 'Bongkar Permainan Banggar' di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (17/12).

Menurut Wa Ode, dana DPID 2011 bermasalah. Ukurannya adalah karena dalam APBN 2012 dana tersebut tidak dianggarkan lagi. Dengan demikian, jika bermasalah, harus ada pihak yang bertanggung jawab. Dan Wa Ode yakin pihak yang harus bertangggung jawab berjamaah.

"Kalau anggaran 2012 tidak ada DPID, berarti tahun 2011 bemasalah. Lalu, siapa yang bertanggung jawab terhadap dana DPID 2011 yang bermasalah itu? Ini berjamaah. Saya akan ungkapkan itu di KPK," ujarnya. (*/OL-10)

Tragedi Mesuji

Copas from : Media Indonesia

JAKARTA--MICOM: Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudidn menyatakan pembantaian warga petani di Mesuji,Lampung dan Sumatera Selatan merupakan pelanggaran HAM berat dan bentuk arogansi kekuasaan aparatur negara. Ia mendesak pemerintah menindak tegas secara hukum pelaku kekerasan itu.

"Apa yang terjadi di Mesuji harus diambil tindakan hukum secara nyata dan segera. Apalagi fakta sudah terbuka ini sudah termasuk pelanggaran HAM berat," kata Din Syamsuddin, dalam konferensi pers acara Wisuda Universitas Prof Dr Hamka (UHAMKA) di Gedung JCC, Sabtu (17/12).

Menurut Din, kekerasan dan pembantaian warga yang terjadi di Mesuji amat mengiris perasaan dan mengusik keadilan.

"Ini tragedi kezaliman,kok hal seperti ini masih terjadi. Ini bukan hanya bertentangan dengan UUD,HAM juga amat bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan agama maka harus dituntaskan secara patut menurut hukum," tegasnya.

Ia mengimbau pemerintah khususnya Kepolisian tidak berdiam diri terhadap aparatnya yang diduga melakukan kekerasan di lapangan. "Siapapun mereka harus ditindak secara tegas. Apa yang terjadi di Mesuji dan mungkin di daerah lain merupakan arogansi aparatur negara yang seyogyanya sudah tidak ada lagi sekarang ini," imbuhnya,

Din berpendapat dengan kasus kekerasan seperti ini menunjukkan masih terdapat masalah besar yang belu m bisa di atasi oleh pemerintah.

Menurut dia, kasus kekerasan seperti ini harus dikaitkan dengan strategi dan kebijakan pembangunan yang lebih besar.Bila pemerintah berpihak pada perusahaan asing namun tidak membela rakyatnya maka akan terjadi ketidakadilan.

"Ini akan terulang terus dan merupakan iironi pembangunan dimana pemerintahnya berpihak pada dunia usaha tetapi tidak membela rakyatnya sendiri," tandasnya. (Bay/OL-10)

SBY - Budiono [HARUS] Mundur

Copas from : Media Indonesia

JAKARTA--MICOM: Aksi solidaritas untuk Sondang Hutagalung masih terus dilakukan mahasiswa Universitas Bung Karno (UBK). Memperingati tujuh hari wafatnya Sondang, sekitar 200 mahasiswa UBK menggelar demo di seberang Istana Merdeka, Sabtu (17/12). Mereka menuntut agar Presiden SBY dan Wakil Presiden Boediono segera mundur dari jabatannya.

Aksi mahasiswa tersebut memakan separuh jalan Medan Merdeka Utara, sehingga menyebabkan tersendatnya arus lalu lintas dari arah Gambir menuju Harmoni dan KH Mas Mansyur.

Dalam aksinya, mereka menyanyikan lagu-lagu perjuangan dan membawa poster bergambar Sondang. Salah satu poster bertuliskan 'Sondang, apimu bakar marahku', sementara poster lainnya berbunyi 'Rezim SBY-Boediono Turun!'.

"Kami berikan apresiasi luar biasa kepada almarhum Sondang, dia bukan orang gila. Dia adalah aktivis HAM," kata Koordinator elemen mahasiswa UBK, Faren Sadou.

Walaupun hujan deras turun sore itu, mereka tetap bernyanyi dan meneriakkan tuntutan mereka agar didengar para penguasa.

"Setiap masalah di negeri ini, pelaku utamanya adalah SBY-Boediono, mereka biang keladinya," ujar Faren.

Menurut Faren, SBY telah menunjukkan ketidakmampuannya dalam memimpin bangsa ini. Itu terbukti dari beberapa kasus yang membelit para pejabat, namun menguap tanpa proses hukum yang jelas.

"Kalau bilang negara ini negara hukum harusnya banyak pejabat dipenjara," tutur Faren dengan emosi.

Faren mengatakan, pemerintah masih menganggap rakyatnya bodoh, sehingga bisa bertindak dan memerintah semaunya. Mahasiswa UBK, lanjut Faren, akan terus melakukan demo sampai didengar oleh presiden.

"Kami tidak takut! Kita yakin dia dengar, dan kita prediksi dia tidak punya hati, seperti binatang saja," ujar Faren.

Aksi damai mahasiswa tersebut sempat berubah menjadi ricuh pada pukul 18.00, setelah beberapa aparat merebut spanduk dan bendera dari tangan demonstran.

Seperti diketahui, Sondang Hutagalung, 22, tewas setelah melakukan aksi bakar diri pada Rabu (7/12). Meski sempat menjalani perawatan di RSCM selama tiga hari, luka bakar yang mencapai 98 persen membuatnya mengembuskan nafas terakhir pada Sabtu (10/12) sore pukul 17.45 WIB. (*/OL-10)

Koruptor [HARUS] Hukum Mati

 Copas from : Media Indonesia

YOGYAKARTA--MICOM: Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Busyro Muqoddas mengatakan KPK masih nyaman dengan UU KPK yang berlaku sekarang ini. Karena itu, ia berharap untuk sekarang ini tidak ada upaya revisi terhadap UU KPK tersebut.

Busyro mengatakan, jika dilakukan revisi, dikhawatirkan hal itu akan mengganggu kinerja KPK yang sekarang. Selain itu, lanjutnya, revisi itu akan mengundang reaksi keras dari kalangan masyarakat dan intelektual.

Ia mengemukakan justru yang mendesak untuk dilakukan revisi adalah UU Tipikor. 

"Kami sudah memasukkan beberapa pandangan kami mengenai mana yang sebaiknya direvisi itu," katanya, Sabtu (17/12).

Menurut Busyro, pasal-pasal pada UU Tipikor yang perlu direvisi itu cukup banyak. Hanya saja, ujarnya lagi, hukuman mati bagi koruptor harus tetap dipertahankan.

Busyro mengemukakan para koruptor ini sudah membuat rakyat mati secara perlahan, karena itu, wajar saja kalau mereka itu mendapat ancaman hukuman hingga hukuman mati.

Negara-negara maju seperti Amerika Serikat saja masih mempertahankan hukuman mati sehingga Indonesia seharusnya juga bisa mempertahankan hukuman mati. Namun, ia mengakui tuntutan hukuman mati memang tidak gegabah dilakukan di antaranya mengenai besaran korupsinya, usia terdakwanya dan sebagainya.

"Tetapi menurut saya hukuman mati harus tetap dipertahankan, meski selama ini KPK belum pernah mengajukan tuntutan hukuman mati," ujarnya. (AU/OL-10)

Gus Dur - In Memoriam

Copas from EMGEFile
 
 
‎"Sebuah kenangan pada Gus Dur sang Sufi" Filsafat sufi adalah membuyarkan keajekan, membiaskan titik fokus, dan memendarkan warna cahaya. Sufi tidak sedang membangun surga untuk dirinya sendiri. Ia sedang berbagi kepada orang lain, tanpa pandang bulu. Tanpa melihat secara petak-petak kebenaran. Jadi, jangan lihat wa...rna sufi hanya sebening cahaya putih saja, karena sesungguhnya ia sedang mengurai berbagai warna yang berbeda secara sama. Sufisme adalah sebuah kritik sosial. Membalikkan yang positif melalui cara negatif, yang sebetulnya tidak biasa. Nalar yang dibalik justru untuk dipikirkan. Ini membuat kita memandang sesuatu secara tidak hitam putih. Ada suatu makna yang bisa tak terhingga dijangkau pengindera manusia. Antara laku dan kata para sufi acapkali melampaui atau menyalahi kebiasaan, nonkonvensional, untuk memperoleh hikmah kearifan. Secara kasatmata kelihatan negatif, tapi banyak orang yang tidak menyadari hati positifnya. Model pemahaman seperti ini ampuh untuk melumpuhkan ketergesaan dan ketertutupan dalam beriman. Sufi bahkan tidak takut salah dalam menjalani kehidupan, karena di matanya selalu memandang ”Tuhan”. Kematian pun bukan sebuah kekalahan, melainkan dunia baru menuju kemenangan. Para sufi membangun sendiri metode penjemputan menuju kematian dengan tidak menghiraukan surga dan neraka. Spiritualitas adalah kekayaannya, dan Tuhan merupakan khazanah yang tersembunyi untuk disingkap. Hidupnya sumringah penuh anekdot dan ketawa. Karena itu, sufi sebetulnya amat peduli dan dekat dengan keseharian kita, keberadaannya tidak sejauh apa yang banyak dianggap selama ini. Bahwa ia berperan sebagai Semar. Keganjilannya dalam kekocakan menyuruk waskita, nubuat, untuk kita renungkan. Kadang, ia rela menjadi lilin yang sedia meleleh untuk menerangi kita. Hanya, kita lupa untuk secuil terima kasih.