Kamis, 04 Februari 2010

10 Keburukan Web Terbesar

Dalam waktu yang singkat World Wide Web telah menjadi salah satu bagian penting dalam kehidupan sehari-hari manusia masa kini. Tetapi sampai saat ini web juga tidak terlepas dari berbagai keburukannya, mulai dari spam, phishinng, virus, spyware dan masalah lainnya yang tidak banyak berubah sejak web pertama kali diciptakan. Dan inilah 10 keburukan tersebut:

1. Kekhawatiran Akan Privasi
Banyak website komersiil, terutama yang bergerak di bidang kesehatan dan finansial, meminta informasi pribadi yang sensitif dari penggunanya. Sebagian besar web ini memang membuat suatu kebijaksanaan privasi untuk menggambarkan informasi apa yang dibtuhkan site tersebut serta hak-hak pelanggannya. Tapi sayangnya hampir semua kebijaksanan privasi tersebut sangatlah tebal dan tidak dapat dimengerti oleh para pelanggan, sehingga para pelanggan biasanya berakhir dengan kekhawatiran akan disalahgunakannya data pribadi mereka.

2. Formulir Online Yang Merepotkan
Mengisi sebuah forum online yang sederhana bisa menjadi sebuah siklus tanpa akhir yang mengesalkan. Ini karena ketika kita mengisi sebuah formulir online seringkali kita melewatkan satu kolom secara tidak sengaja dan kita harus mengisi ulang semuanya lagi dan tidak jarang yang mengharuskan kita mengulang semua proses pendaftarannya dari awal lagi.

3. Keadaan Yang Terlalu Komersil
Pop up, iklan video atau Flash yang mengganggu, banner iklan dengan cahaya yang menyilaukan, semuanya telah menjadi bagian penting dari web. Iklan-iklan ini semakin hari semakin agresif, mengganggu dan hampir tidak mungkin dihindari, dan hasilnya? Kecepatan koneksi melambat dan waktu load halaman yang semakin lama. Industri ini memang mengandalkan iklan sebagai pemasukan utama, oleh karena itu mereka akan terus merancang format iklan yang inovatif, eye catching, dan menyebalkan.

4. Belum Adanya Standarisasi
Para pengguna browser selain IE seringkali dihadapkan dengan �The page you have requested requires Internet Explorer to function properly.� Hal ini disebabkan karena belum adanya standarisasi dan saat ini IE adalah penguasa pasar browser diantara browser lainnya, sehingga banyak desainer web yang merancang halamanya untuk berfungsi di IE saja. Tetapi dengan suksesnya Firefox, semakin banyak site yang juga difungsikan untuk browser Mozilla ini. Tidak semua halaman web terbuka dengan baik pada semua browser, apalagi dengan semakin berkembangnya aplikasi web seperti gaya web 2.0, sehingga memaksa orang untuk menggunakan berbagai browser yang berbeda.

5. Pengacau Forum
Internet memang terbuka untuk siapa saja dan setiap orang bebas untuk mengungkapkan pendapatnya, tetapi hal ini seringkali mengganggu jika terjadi di forum. Dengan bersembunyi dibalik identitas pengguna, para pengacau ini mengganggu forum dengan komentar yang tidak berhubungan, iklan yang tidak jelas, atau kata-kata kasar sehingga memancing anggota forum ke berbagai kontroversi atau bahkan pertengkaran kata-kata.

6. Membeli Tiket Acara
Jasa penjualan tiket secara online memang mudah dan cepat.., tetapi juga mahal! Masalah ini memang hanya terjadi di AS, dimana orang-orangnya sudah terbiasa untuk membeli tiket secara online. Ticketmaster.com, agen tiket online terbesar di dunia menambahkan berbagai beban biaya sebesar US$13,90 untuk sebuah tiket seharga US$32,50, penambahan biayanya mencapai lebih dari 40% dari harga asli tiketnya. Ticketmaster.com berani memberikan harga setinggi ini karena tidak ada kompetitor yang berarti dalam bisnis tiket ini dan karena mereka memiliki kontrak eksklusif dengan venue-venue besar di AS. Pearl Jam pernah mengeluhkan masalah ini ke Departemen Keadilan AS bahwa Ticketmaster.com menerapkan sistem monopoli, tapi hasilnya adalah Ticketmaster tidak terbukti melanggar suatu hukum apapun.

7. Web 2.0 Yang Menyulitkan
Teknologi web 2.0 memang membawa kita ke aplikasi untuk interface web yang lebih interaktif, tetapi jika aplikasi tersebut tidak berfungsi dengan baik dan kita mencari petunjuk ke bagian Help biasanya yang kita temukan hanyalah jalan buntu. Pada halaman FAQ atau Help pada sebagian besar web 2.0 akan hanya mengatakan bahwa hal ini disebabkan karena tidak adanya suatu plug-in browser atau karena software pada sistem pengguna tidak kompatibel dengan aplikasi tersebut, tanpa memberikan solusi yang spesifik. Daripada menawarkan halaman FAQ atau Help yang tidak membantu sama sekali, bukankah lebih baik jika mereka membuat sebuah forum atau wiki atau chat room dimana para penggunanya dapat saling membantu dan bertukar informasi?

8. Harga E-Book Yang Tidak Masuk Akal
Bukankah seharusnya menerbitkan dan mendistribusikan buku dalam format elektronik jauh lebih murah jika dibandingkan dengan versi cetaknya? Tidak ada pohon yang ditebang untuk dijadikan kertas dan juga tidak ada ongkos pengiriman. Lalu mengapa harga e-book sebanding (atau bahkan lebih mahal) dengan buku hasil cetak? Misalnya di eBooks.com, The Secret karangan Rhonda Byrne berharga US$15,29 sedangkan di Amazon.com harga buku cetaknya (sudah termasuk ongkos kirim) adalah US$13,17. Aneh sekali bukan? Para penerbit berkata bahwa mereka memang sedang mencari sistem pemberian harga yang tepat dan juga masih mempelajari pengaruh penjualan e-book terhadap penjualan buku cetak.

9. Konten Web Video Yang Mengecewakan
Kualitas video yang ditawarkan internet semakin baik setiap harinya. Tetapi yang menjadi masalah saat ini justru kontennya. Beberapa Jaringan besar, terutama ABC dan CBS memang mulai menawarkan acara TV mereka di web, tetapi sampai saat ini konsumen masih merasa kesulitan untuk menemukan acara favorit mereka di video online. "Saya tidak bisa menonton season terakhir The Sopranos karena HBO tidak menayangkannya secara online," kata Rafat Ali. Tidak semua acara tersedia secara online karena banyak jaringan besar (termasuk HBO) percaya bahwa dengan menayangkan versi onlinenya akan mengurangi pasar televisi kabel mereka.

10. Dunia Virtual Membosankan

Dibandingkan janji dan berita yang selalu membesar - besarkan dunia virtual seperti Second Life, kami tertarik akan minimnya jumlah pembaca yang perduli dengan dunia ini. Lebih dari setengah survei kami menunjukkan hal iin, sedangkan 25% lainnya mengatakan bahwa mereka juga tidak perduli akan rendahnya kualitas dunia virtual Analis Christopher Collins mengatakan bahwa walaupun situs jaringan sosial seperti MySpace dan Facebook terus menunjukkan pertumbuhan fenomenal, dunia virtual terbesar Second Life justru mengalami pertumbuhan yang lebih lambat sejak puncaknya di bulan Oktober 2006.

Pendatang baru ke dunia virtual banyak yang meninggalkan dunia ini setelah kesulitan menggerakan avatar mereka atau berkomunikasi dengan orang lain di dunia virtual. Kesulitan ini juga tidak dibantu oleh tampilan yang buruk atau glitch yang banyak terjadi.

Sejak tanggal 7 Oktober 2007, menurut statistik Second Life, dunia virtual ini hampir memiliki 10 juta penduduk (pemakai yang mendaftarkan diri di situs itu), akan tetapi hanya 1,3 juta (13%) dari mereka pernah memasuki akun mereka dalam 30 hari terakhir. Dan hanya 338,00 orang yang masuk dalam tujuh hari terakhir. Untuk menarik lebih banyak pemakai, dunia virtual harus menjadi lebih mudah pakai dan lebih banyak hal yang dapat digunakan seperti di dunia asli. udaramaya.com

0 komentar:

Posting Komentar